10 Juli 2024
HEADLINE MOBIL

SPECIAL REPORT : Saatnya Tancap Gas Di GIIAS 2024



Penjualan mobil secara nasional menurun pada kuartal I 2024. Penurunan terjadi baik pada penjualan wholesales maupun ritel. Di tengah lesunya penjualan mobil, pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 bakal digelar Juli mendatang. Apakah penyelenggaraan GIIAS dapat mendongkrak penjualan mobil nasional?

Sebagai informasi, berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil secara wholesales (pabrik ke dealer) sebanyak 215.069 unit pada Januari-Maret atau kuartal I/2024. Angka tersebut turun 23,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 282.601. 

Penurunan juga tampak pada penjualan ritel (dealer ke konsumen). Pada kuartal I 2024, penjualan ritel sebanyak 230.778 unit. Jumlah tersebut turun 15%. Diketahui, Gaikindo menargetkan penjualan mobil nasional dapat mencapai 1,1 juta unit pada 2024. Target tersebut lebih tinggi dibandingkan penjualan mobil yang menyentuh angka 1,050 juta unit pada 2023. 


Namun, melihat kondisi saat ini, penjualan mobil tampak lesu. Mengapa hal ini bisa terjadi?  Ada beberapa hal yang menyebabkan penjualan mobil lesu hingga kuartal I 2024. Hal itu di antaranya kontestasi politik hingga naiknya dollar AS.  “Industri otomotif kuartal pertama turun karena memang beberapa poin, seperti bahan baku yang naik, pengaruh agenda politik yang begitu besar. Saya melihat ada peraturan baru yang ketat sehingga penjualan terganggu,” kata  Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi, di Jakarta Pusat, Senin (6/5/2024).

GIIAS 2023 (Foto: MPI/Wahyu Sibarani)

Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara menyatakan merosotnya penjualan mobil ini disebabkan faktor domestik dan terpengaruh sentimen global. Misalnya, pada awal tahun lalu adanya kenaikan suku bunga bank sentral Amerika The Fed yang turut direspons dengan kenaikan suku bunga acuan BI (Bank Indonesia). "Kemudian bulan Februari selesai Pemilu bulan Maret puasa, ini juga ada penahanan pembelian, kemudian Maret masuk, April lebaran, konsentrasi pengeluaran belum pada mobil," kata Kukuh kepada wartawan, belum lama ini. 

Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Fransiscus Soerjopranoto, menyebut saat ini kondisi market sedang tidak bagus. Pihaknya memprediksi penjualan mobil hanya 850 ribu unit alias tidak mencapai target 1 juta mobil. 

"Prediksinya Hyundai berapa? Prediksi kita 800-850 ribu unit. Bahkan kita gak pernah masuk ke level di bawah 60.000 dan itu sudah terjadi kemarin di momen lebaran. Makanya prediksi kita di sisa setiap bulan tahun ini itu penjualannya 60 ribu. Agak susah untuk kembali ke 70-80 ribu ke angka normal," katanya saat berkunjung ke iNews Tower beberapa waktu lalu. 

Strategi Dongkrak Penjualan
Untuk mengerek penjualan mobil nasional, semua brand diharapkan dapat membuat penawaran menarik hingga mengeluarkan model baru. Hal itu agar konsumen dapat melakukan pembelian. "Harapan kita, semua brand memperkenalkan produk baru, karena kalau semuanya menahan apa yang menjadi stimulasi dari market. Konsumen itu pasti sudah ada waktunya (ganti unit). Itu yang harus sama-sama kita lihat, kita bentuk marketnya," imbuh Frans.

Di sisi lain, regulasi dari Pemerintah disebut juga bisa mendongkrak penjualan. Itu karena hingga saat, masih banyak konsumen yang menunggu kebijakan Pemerintah, terutama dengan adanya wacana insentif mobil hybrid. Konsumen masih terus menanti kebijakan yang bisa berdampak terhadap turunnya harga mobil. 

"Saat ini konsumen, selain karena kondisi ekonomi, geopolitik, macro ekonomi, mereka juga berpikir jangan-jangan nanti harga mobil turun," ujarnya.  Ia pun mencontohkan, penjualan mobil terkerek naik saat Pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai mobil low cost green car (LCGC) pada 2013. Saat ini market melonjak naik dari 400 ribu menjadi 1 juta unit. "Jadi harapan kita sebetulnya, kita bisa mendorong industri ini supaya bisa lebih baik lagi," ujarnya. 

GIIAS Dongkrak Penjualan Mobil?
GIIAS 2024 bakal digelar di ICE BSD, Tangerang, pada 18-28 Juli. Pameran tersebut dimanfaatkan produsen untuk meluncurkan kendaraan terbarunya.  Rizwan Alamsjah selaku Ketua III sekaligus Ketua Penyelenggara Pameran Gaikindo mengatakan pameran ini akan jauh lebih besar dibandingkan GIIAS sebelumnya. Ini dibuktikan dari banyaknya merek yang ikut meramaikan pameran tersebut dalam sembilan tahun terakhir.

Puluhan kendaraan bakal meluncur pada GIIAS 2024. Selain itu, mobil konsep juga turut dipamerkan. "Akan banyak launching kendaraan baru, saya denger bisikan sudah sampe 40 kendaraan yang katanya akan launching di pameran ini dan juga ada 3 kendaraan konsep," kata Ketua Penyelenggara Pameran Gaikindo, Rizwan Alamsjah, di Jakarta Selatan, beberapa waktu yang lalu. 

Sejumlah brand yang bakal meluncurkan mobil barunya di GIIAS 2024 antara lain BAIC, BYD, Chery, GAC Aion, GWM, Honda, Hyundai, Jetour, Kia, Lexus, Mazda, Mercedes-Benz, Morris Garage (MG), Mitsubishi, Neta, Nissan, Seres, Toyota, Volvo, dan Daihatsu. 

Hadirnya mobil baru pada GIIAS 2024 diharapkan bisa menjadi angin segar sehingga dapat mengerek penjualan mobil nasional. Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi berharap industri otomotif Indonesia bisa bangkit dengan digelarnya pameran otomotif. “GIIAS 2024 bisa menjadi solusi bangkitnya pertumbuhan industri otomotif Tanah Air di tahun ini. Sehingga target penjualan kendaraan 1 juta unit di tahun ini bisa tercapai,” ujarnya.

Rizwan Alamsjah menjelaskan, total transaksi pada GIIAS 2021  mencapai Rp7 triliun. Angka tersebut melonjak naik dengan transaksi mencapai Rp11,7 triliun pada 2023. Pada GIIAS 2023, transaksi bahkan disebut lebih dari Rp15 triliun.  "Dari tahun 2021 masih Rp7 triliun berkembang langsung 2022 sudah hampir Rp12 triliun. Di 2023 sudah Rp15 triliun lebih," katanya di Jakarta, beberapa waktu yang lalu 

Dengan bertambahnya jumlah peserta serta area hall pada GIIAS 2024, ia pun optimis transaksi bakal meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Meski begitu, ia enggan berbicara target transaksi penjualan pada GIIAS 2024. "Jadi ya saya tidak berandai-andai tapi mungkin dengan adanya perluasan penambahan 50 peserta itu tentunya kemungkinan besarnya (transaksi penjualan-red) akan meningkat," tuturnya. 

Melihat hal ini, ia optimis target penjualan 1,1 juta unit pada 2024 tetap bisa tercapai, meski pasar masih lesu. “Kami mengharapkan pasar ini masih sangat potensial. Jangan cepat-cepat berubah dahulu. Optimistis dong,” katanya.

Sumber : otomotif.okezone.com

viewed :: 1165
Pasang banner ? hubungi : widipriono@gmail.com

Berita Terkait Lainnya :