20 April 2025
SPORTS MOTOR
Razgatlioglu Mirip Marquez Ketika Buat Keajaiban Di Motor Kurang Kompetitif

Axel Bassani membuat perbandingan menarik antara dua pebalap dari dunia balap motor yang berbeda, yaitu juara bertahan World Superbike (WSBK), Toprak Razgatlioglu, dan legenda MotoGP, Marc Marquez. Ia melihat adanya kemiripan dalam cara keduanya tampil di atas motor yang secara umum dianggap tidak unggul, namun mampu meraih kemenangan. Perbandingan ini muncul setelah penampilan Toprak di ajang WSBK bersama BMW.
Marc Marquez, yang kini kembali tampil dominan di MotoGP musim 2025, sedang menunggangi motor Ducati Desmosedici GP. Motor ini secara luas dianggap sebagai motor terbaik di grid tahun ini. Kehadirannya di tim pabrikan Ducati membawa efek besar, membuat banyak pengamat mengakui bahwa performanya kembali seperti era kejayaannya dulu. Marquez berhasil mengimbangi, bahkan mengungguli pebalap top lainnya.
Namun, perlu dicatat bahwa enam gelar juara dunia MotoGP yang dimenangkan Marquez di masa lalu tidak diraih dengan Ducati. Ia menorehkan prestasi itu saat masih bersama Honda, tepatnya dengan menunggangi motor RC213V. Ini menjadikan pencapaiannya semakin luar biasa, mengingat saat itu motor tersebut sering kali bukan yang terbaik secara teknis di grid MotoGP. Kemampuannya menyesuaikan gaya balap sangat menentukan.
Motor Honda RC213V yang dikendarai Marquez selama masa kejayaannya bersama HRC jarang dianggap sebagai motor unggulan di lintasan. Banyak pebalap Honda lainnya kesulitan menyesuaikan diri dengan karakter motor tersebut. Namun, Marquez dengan gaya balap agresif dan kontrol luar biasa mampu menaklukkan berbagai sirkuit, bahkan ketika rival-rivalnya mengandalkan motor dengan paket teknis yang lebih stabil.
Di titik inilah Axel Bassani menarik kesejajaran antara Marc Marquez dan Toprak Razgatlioglu. Menurutnya, Toprak memiliki kemampuan yang mirip dengan Marquez, yaitu bisa membawa motor yang tidak dominan untuk menang. Ia menilai bahwa Toprak menunjukkan bakat istimewa yang serupa dengan Marquez ketika berhasil tampil kompetitif bersama BMW di WSBK, meskipun motor tersebut tidak dianggap sebagai yang terbaik.
Toprak Razgatlioglu sendiri adalah juara dunia World Superbike dua kali. Prestasinya itu menjadi bukti bahwa ia bukan hanya pebalap cepat, tetapi juga pebalap yang konsisten dan cerdas dalam membaca balapan. Ia kini menjadi satu-satunya pebalap di musim ini yang mampu meraih kemenangan dalam kondisi lintasan kering menggunakan BMW M1000 RR. Kemenangan itu dinilai sebagai bukti kehebatannya menaklukkan keterbatasan teknis.
Motor BMW M1000 RR secara umum belum dianggap sebagai motor unggulan dalam persaingan WSBK. Dalam banyak kesempatan, pebalap lain yang menggunakan motor ini tidak mampu bersaing di barisan depan. Namun, Toprak justru mampu menampilkan performa berbeda, membuat Axel Bassani melihatnya sebagai pebalap yang mirip dengan Marquez—yang juga bisa membawa motor ‘underdog’ tampil luar biasa.
Dalam wawancara bersama WorldSBK.com setelah Race 2 di Assen, Axel Bassani mengungkapkan pernyataan yang cukup menarik dan penuh percaya diri. Ia mengatakan, "Saya sebenarnya lebih cepat dari Toprak," setelah balapan berakhir. Pernyataan ini sontak menarik perhatian banyak pihak, mengingat Toprak adalah pemenang balapan tersebut. Namun, Bassani merasa performanya lebih kuat meski hasilnya berbeda.
Komentar Bassani mencerminkan keyakinannya terhadap kemampuan pribadi. Meski belum menang, ia yakin kecepatannya di lintasan cukup untuk menyaingi bahkan melampaui Toprak. Pernyataan seperti ini menambah tensi persaingan di WSBK, khususnya antara pebalap muda dan nama-nama besar seperti Toprak. Kepercayaan diri tinggi seperti ini juga menjadi bagian dari mentalitas juara yang ia coba tunjukkan.
Perbandingan antara Toprak dan Marquez oleh Axel Bassani juga menunjukkan betapa tingginya penghargaan terhadap bakat yang mampu mengatasi keterbatasan teknis. Tidak semua pebalap bisa menang dengan motor yang tidak sempurna. Baik Marquez di masa lalu bersama Honda, maupun Toprak saat ini bersama BMW, keduanya dianggap punya kemampuan spesial yang tidak dimiliki pebalap kebanyakan. Mereka mampu menciptakan keunggulan dari ketidaksempurnaan.

Marc Marquez, Ducati Team
Meskipun saya berusaha keras, tetap saja sangat sulit untuk bisa melewati Toprak di lintasan. Salah satu alasannya adalah karena dia selalu melakukan pengereman dengan sangat keras, nyaris ekstrem. Hal itu membuat saya kesulitan menemukan celah untuk menyalipnya di tikungan. Ditambah lagi, kecepatan Toprak di lintasan lurus benar-benar mengesankan—dia jauh lebih cepat dari saya saat keluar dari tikungan ke lintasan lurus.
Kecepatan Toprak di sektor lurus itu membuat saya terus berada dalam tekanan, karena setiap kali mencoba mendekat, dia langsung menarik jarak. Dia tahu cara memaksimalkan potensi motornya di bagian-bagian trek tertentu. Ini membuat strategi menyalipnya menjadi jauh lebih rumit, karena saya harus mencari momen langka ketika dia lengah atau melakukan sedikit kesalahan agar bisa memanfaatkannya dengan sempurna.
Kesempatan saya akhirnya datang ketika dia melakukan sedikit kesalahan. Itu terjadi di tikungan delapan atau sembilan. Saat itulah saya melihat ada ruang untuk menyerang dan saya langsung mengambil peluang tersebut. Saya berhasil menyalipnya, tetapi saya harus menekankan bahwa prosesnya tidak mudah sama sekali. Dibutuhkan konsentrasi tinggi dan keberanian besar untuk bisa melakukan manuver itu.
Melewati Toprak di lintasan adalah salah satu hal paling sulit yang bisa dialami pebalap mana pun di grid saat ini. Tidak banyak yang bisa melakukannya dengan sukses. Gaya balapnya yang agresif, ditambah dengan kemampuan teknis yang luar biasa, membuatnya menjadi salah satu lawan paling tangguh. Dia tahu kapan harus bertahan dan bagaimana menjaga posisinya dengan sangat baik dalam kondisi apa pun.
Saya selalu mengatakan, dan saya tidak pernah ragu, bahwa saat ini Toprak adalah pebalap terbaik yang ada di lintasan. Pernyataan ini saya buat bukan karena satu atau dua hasil balapan, melainkan berdasarkan pengamatan dari banyak momen balapan. Ia konsisten cepat, konsisten pintar, dan selalu mampu memberikan perlawanan, bahkan ketika situasi tidak mendukungnya secara teknis.
Apa yang membuat Toprak istimewa bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga bagaimana ia beradaptasi dengan kondisi motor dan trek. Dia bisa menyesuaikan gaya balapnya dengan cepat, sesuatu yang hanya dimiliki oleh pebalap-pebalap kelas dunia. Dominasi yang ia tunjukkan, bahkan di atas motor yang bukan unggulan, adalah bukti nyata kualitasnya sebagai pebalap luar biasa.
Saya tahu BMW yang digunakan Toprak tahun ini mungkin tidak sama dengan versi sebelumnya. Secara teknis, motor itu belum tentu menjadi motor paling kompetitif di grid. Namun, performa Toprak tetap tidak berubah. Ia tetap menjadi ancaman bagi siapa pun. Ia bisa mengeluarkan potensi maksimal dari motor yang bahkan belum sempurna dalam hal pengembangan.
Toprak tetaplah Toprak—pebalap yang tidak mudah dipatahkan, dengan semangat juang dan kemampuan membaca balapan secara instingtif. Ia tidak butuh motor yang sempurna untuk bisa bersaing di posisi depan. Ini adalah ciri khas pebalap sejati yang tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi pada keterampilan murni dan keberanian menghadapi tantangan di setiap lap.
Saya membandingkan Toprak dengan Marc Marquez karena keduanya memiliki kualitas yang sangat mirip. Marquez juga dikenal bisa melakukan keajaiban dengan motor yang tidak selalu dalam kondisi terbaik. Ketika pebalap lain kesulitan menyesuaikan diri, Marquez tetap bisa menang. Toprak pun demikian—mereka sama-sama pebalap yang mampu melampaui keterbatasan.
Itulah mengapa saya percaya bahwa Toprak adalah pebalap spesial. Dia tidak hanya sekadar cepat, tetapi juga memiliki karakter dan daya juang seperti Marquez. Dalam dunia balap, tidak banyak pebalap yang punya kemampuan seperti itu. Ia bisa menciptakan momen luar biasa bahkan saat motornya tidak bekerja sempurna—dan itu membuatnya sangat berbahaya di lintasan mana pun.
Sumber : id.motorsport.com
Berita Terkait Lainnya :