19 April 2025
HEADLINE MOBIL
CEO Xiaomi Komentari Kecelakaan Fatal SU7

Kecelakaan fatal SU7 di ruas jalan tol Dezhou-Shangrao, Provinsi Anhui, terjadi beberapa waktu yang lalu memakan korban tiga orang meninggal dunia. Sebelum peristiwa itu terjadi, mobil listrik itu dalam mode mengemudi Smart Navigate on Autopilot dan melaju dengan kecepatan 116 km/jam.
Sebuah laporan dari saksi mata menyebutkan bahwa mobil tersebut langsung terbakar sesaat setelah mengalami tabrakan yang sangat keras. Insiden itu menimbulkan dugaan bahwa pintu mobil Xiaomi SU7 tidak dapat dibuka setelah kecelakaan terjadi. Hal ini diduga menyebabkan terhambatnya proses evakuasi penumpang dari dalam kendaraan, yang akhirnya memicu pertanyaan serius mengenai fitur keselamatan mobil tersebut.
Tiga orang dilaporkan meninggal dunia dalam kecelakaan itu, dan pendiri sekaligus CEO Xiaomi, Lei Jun, akhirnya angkat bicara. Dalam pernyataannya, ia menyampaikan rasa duka mendalam atas tragedi tersebut. Lei Jun secara terbuka mengungkapkan simpatinya kepada keluarga para korban yang terdampak atas musibah yang menimpa mereka pada malam tanggal 29 Maret.
"Saya sangat berduka atas kecelakaan pada 29 Maret malam tersebut. Atas nama Xiaomi, saya mengucapkan belasungkawa dan simpati yang mendalam kepada keluarga," ujar Lei Jun. Pernyataan tersebut dikutip dari media Global Times dan menunjukkan bahwa Xiaomi menanggapi tragedi ini dengan serius, baik dari sisi emosional maupun teknis sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan.
Lebih lanjut, Lei Jun mengungkapkan bahwa perusahaan langsung mengambil tindakan dengan membentuk satuan tugas khusus untuk menangani kasus ini. Tim tersebut telah mendatangi lokasi kecelakaan guna mengumpulkan informasi dan membantu penyelidikan. Xiaomi juga menyatakan telah menyerahkan seluruh data teknis terkait mobil SU7 yang terlibat kepada pihak kepolisian.
Namun, Lei Jun juga menegaskan bahwa hingga saat ini pihak Xiaomi belum diberikan akses langsung untuk memeriksa mobil yang mengalami kecelakaan. Hal ini karena kendaraan tersebut masih berada dalam tahap penyelidikan oleh aparat penegak hukum. Oleh sebab itu, Xiaomi belum bisa memberikan jawaban pasti terkait sejumlah spekulasi yang beredar di masyarakat.
Dalam pernyataan resminya, Xiaomi memberikan sedikit gambaran tentang apa yang terjadi sebelum tabrakan berlangsung. Menurut informasi yang disampaikan melalui Channel News Asia, pengemudi diketahui telah mengambil alih kendali mobil dan mencoba memperlambat laju kendaraan sebelum tabrakan terjadi, menandakan intervensi manusia di saat-saat terakhir.
Sayangnya, upaya tersebut tidak cukup untuk mencegah kecelakaan. Mobil tetap menabrak tiang dalam kecepatan cukup tinggi, yakni 97 km per jam. Xiaomi menyampaikan bahwa dalam rangkuman yang telah mereka kirimkan ke pihak kepolisian setempat, sistem Navigation on Autopilot sempat mengeluarkan peringatan bahwa terdapat risiko rintangan di depan kendaraan.
Peringatan tersebut menjadi bagian penting dalam proses investigasi, karena dapat menunjukkan apakah sistem keselamatan aktif bekerja sebagaimana mestinya. Meski begitu, karena kendaraan tidak dilengkapi dengan fitur LiDAR, beberapa pihak mempertanyakan keandalan sistem deteksi dan pencegahan tabrakan yang digunakan oleh SU7 versi standar tersebut.
Xiaomi menjelaskan bahwa mobil yang terlibat dalam insiden itu merupakan varian standar dari SU7. Varian ini memang dirancang dengan teknologi mengemudi canggih, namun tidak dilengkapi dengan sistem LiDAR seperti versi yang lebih tinggi. Absennya LiDAR menjadi sorotan, mengingat teknologi ini banyak digunakan untuk meningkatkan akurasi deteksi objek di sekitar kendaraan.
Simak video berikut :
Sumber : avolta.id
Berita Terkait Lainnya :