27 November 2024
HEADLINE MOBIL

Mercedes-AMG A 35 Sedan, Oase Bagi Petrolhead Di Tengah Badai EV



Banyaknya pabrikan pendatang baru yang membawa produk mobil listrik secara bertubi-tubi ternyata cukup meredupkan perhatian pada merek-merek besar pemain lama. Industri berkembang, namun untuk beberapa kalangan kondisi ini cukup menguras energi dan mungkin mulai menyentuh titik jenuh. Apalagi dengan fakta bahwa sulit menemukan mobil listrik pabrikan Cina yang punya karakter unik, alih-alih menyenangkan.

Kebetulan di tengah badai mobil listrik Cina, datang tawaran untuk mengetes Mercedes-AMG A  35, sedan kompak dengan performa ganas dari mesin pembakaran internal. Kalau dipikir sekalian agar jiwa petrolhead ini tidak lupa dengan sensasi otentik mesin bakar, karena terlalu sering terekspos mobil listrik. Walau ini model entry level AMG yang tersedia, tidak ada salahnya untuk jadi sarana detox sejenak dari segala EV.

Bukan barang baru memang di Indonesia, karena Mercedes-Benz sudah menawarkan AMG A 35 Sedan ini sejak 2021 lalu. Kemudian baru-baru ini mendapat penyegaran luar dan dalam, yang tentu untuk mendukung performanya sebagai produk AMG. Dan bagi yang belum tahu, AMG A 35 ini adalah salah satu dari dua model AMG yang sudah dirakit lokal dari Wanaherang, Bogor.


Dibanding versi awal, update tampilan A35 edisi terkini paling terlihat dari grille depan yang lebih agresif dengan model Panamericana. Permainan visual lebih dinamis pada intake depan, velg AMG 18 inci, serta diffuser diapit knalpot besar semakin tunjukkan potensi performanya. Kini A 35 tampil dengan sentuhan Night Package sebagai standar, yang dapat aksen hitam pada beberapa bagian eksterior.

Di balik bonnet masih andalkan mesin empat silinder AMG 2.0 liter turbo, yang kini tenaganya menadi 306 hp berikut torsi 400 Nm. Transmisi DCT yang terhubung sistem penggerak 4Matic pun kini ditingkatkan menjadi 8 percepatan, sebelumnya 7. Sistem mild hybrid pun sudah menjadi standar seperti mayoritas model Mercedes saat ini.

Di kabin pun cukup signifikan, khususnya untuk pengemudi. Kini AMG Steering Wheel bisa lebih intuitif menjadi pusat kontrol untuk pengaturan mode berkendara. Karena hadirnya AMG Steering Button memungkinkan akses lebih mudah untuk berganti driving mode atau pengaturan, yang diintegrasikan display interaktif di masing-masing tombol. Meski tidak adopsi bucket seat, namun adrenalin cukup terpacu dengan nuansa merah pada seatbelt dan stitching pada jok dan dashboard.

Melihat tampangnya dan angka performa di atas kertas mungkin bisa jadi intimidatif untuk beberapa kalangan. Namun ternyata tidak sebegitunya setelah beberapa menit mengendarainya dari kokpit. Meski hanya berjalan pelan di jalanan dalam kota, perilakunya tidak terasa terburu-buru seakan dia hanya untuk digeber kencang.

Dalam mode Comfort, A 35 tidak terlalu jauh bedanya dibandingkan A-Class standar untuk dipakai di tengah kemacetan. Ukurannya yang kompak membuatnya bisa bermanuver dengan praktis, meski velg besarnya membuat setir lebih berat. Dan dengan setir AMG, genggaman pada lingkarnya sangat terasa berbeda, karena lebih tebal. Perbedaan utama hadir dari deru mesin yang lebih terdengar di dalam kabin.

Respons mesin lebih kuat, namun di putaran bawah atau kecepatan rendah masih cukup halus diajak merayap di lalu lintas padat. Bantingan suspensinya tentu lebih keras karena sasis yang lebih kaku demi kelincahan manuver kencang. Tapi bantingan ini baru terasa tidak nyaman kalau harus melindas permukaan jalan yang benar-benar rusak. Selebihnya, Anda bisa menikmati A 35 sebagai sedan harian yang nyaman dan cukup kedap, plus mesin lebih powerful.

Karakter asli AMG baru muncul ketika kita lebih dalam dan cepat benamkan kaki ke pedal gas. Dorongan torsi yang kuat disalurkan sekejap, diikuti raungan mesin yang menggoda untuk semakin digeber. Ini masih di mode Comfort, dan akan lebih provokatif kalau pindah ke mode Sport atau Sport+. Bukan cuma penyaluran tenaga lebih ganas, tapi suara knalpot yang akan hasilkan pops and bangs akan sulit untuk ditolak.

Dengan sedan sekecil ini, tidak perlu ragu untuk menyalip kendaraan lain secara kontinyu di jalan tol. Akselerasi terasa effortless, dan akan lebih seru lagi kalau kita pakai paddle shifter untuk memainkan gearbox DCT secara manual. Bahkan para pengguna SUV diesel arogan di tol bisa dibuat bertekuk lutut, dan ini masih bicara kemampuan di lintasan lurus.

Menikmati performa menyeluruh AMG A 35 akan lebih menyenangkan saat melahap tikungan. Sistem rem AMG di balik velgnya memberikan feeling deselerasi yang mantap. Walau dalam kondisi mengerem keras, bobot mobil tidak bergeser secara drastis, sehingga meminimalisir hilang traksi atau grip di roda belakang. Dengan begitu perilakunya bisa mudah diprediksi sebelum dan setelah berbelok.

Setirnya dengan cepat dan akurat menerjemahkan input dari pengemudi, membuat setiap manuvernya jadi lebih terukur. Baik saat berbelok pelan atau melintas di belokan panjang dengan kencang di jalan tol, lajunya tetap stabil, membuat kami lebih yakin untuk tidak angkat pedal gas. Intinya, A 35 sangat nurut untuk diajak bermanuver apapun.

Pembaruan dari AMG memungkinkan kita untuk menyetel mode secara individual. Sistem memungkinkan untuk secara terpisah memilih mode untuk mesin, suspensi, transmisi, dan traction control. Jadi misalnya kita pakai A 35 untuk jarak jauh, bisa saja kita atur mesin di mode Sport+ tapi suspensi tetap di Comfort agar tidak cepat lelah.

Meski faktanya A 35 adalah model terkecil dari keluarga AMG, alias “Baby AMG”, tapi mesinnya yang menjadi hal yang paling seru untuk dimainkan. Ada saja alasan untuk memainkan transmisi secara manual lalu injak gas dalam-dalam saat jalanan lancar. Hanya untuk menikmati suara asli raungan mesin dan letupan knalpotnya.

Jadi untuk petrolhead sejati, Mercedes-AMG A 35 adalah opsi menarik untuk tetap rasakan sensasi murni mesin pembakaran internal yang ‘berisik’. Terlebih di masa semakin banyaknya pasar diwarnai mobil listrik, termasuk yang mengklaim diri sebagai mobil performa. Beberapa hari ditemani A 35, kami diingatkan kembali betapa asiknya dimanjakan suara mesin dan perpindahan gigi asli, dan sensasi getaran powertrain yang terasa sampai tulang punggung.

Dengan banderol Rp1,2 miliar (off the road) mungkin ada pilihan yang tak kalah menarik dibanding AMG A 35 di segmen sedan performa. Tapi A 35 bisa jadi pilihan ideal untuk pengemudi yang inginkan sedan sport untuk harian, dengan bekal teknologi canggih terkini. Setidaknya untuk sekadar menikmati suara mesin yang seru, tidak perlu hamburkan uang untuk meminang supercar.

Sumber : carvaganza.com

viewed :: 153
Pasang banner ? hubungi : widipriono@gmail.com

Berita Terkait Lainnya :