23 November 2024
SPORTS MOBIL
Hyundai Ingin FIA Tinjau Lagi Perubahan Aturan Pembatas Udara
Hyundai Motorsport merasa bagian dari perubahan FIA untuk mengimbangi penghapusan tenaga hibrida di WRC, telah berjalan terlalu jauh. Hyundai telah menyatakan keprihatinannya atas kinerja mobil Rally1 bertenaga non-hibrida di Kejuaraan Reli Dunia (WRC) tahun depan dan meminta FIA untuk mempertimbangkan kembali perubahan pada pembatas udara.
FIA mengkonfirmasi pekan lalu bahwa tenaga hibrida akan dihilangkan dari mobil Rally1 kelas atas WRC pada 2025, dalam sebuah langkah yang dipicu oleh kenaikan biaya untuk servis dan perbaikan unit hibrida Compact Dynamics 100 kW.
Penghapusan perangkat hibrida (dengan berat 87 kg) akan bertepatan dengan perubahan pada berat minimum mobil Rally1, yang dikurangi 1.260 kg menjadi 1.180 kg. FIA juga telah memutuskan untuk mengurangi pembatas udara mobil dari 36 mm menjadi 35 mm untuk mempertahankan rasio power-to-weight saat ini.
Hyundai telah menguji i20 N Rally1 tanpa unit hibrida sambil menjalankan pembatas udara spesifikasi 2024 pada mesinnya dengan Thierry Neuville di belakang kemudi di Reli La Nucia-Mediterraneo, Spanyol. Hyundai dapat membandingkan performa mobil spesifikasi 2025 dengan model 2024 saat ini, yang dikemudikan oleh Andreas Mikkelsen, di ajang aspal tersebut.
Neuville khawatir mobil Rally1 2025 akan "sedikit lebih lambat" di aspal tahun depan dan percaya bahwa mempertahankan pembatas udara saat ini akan menjadi pilihan yang lebih baik.
"Saya telah mengendarai mobil tanpa hibrida dan tentunya tanpa bobot tambahan dan saya mengendarai mobil dengan pembatas udara standar dari tahun ini dan rasanya cukup baik," kata Neuville kepada Motorsport.com.
"Kami melakukan beberapa sesi kualifikasi dengan Andreas di sebuah reli dan saya lebih cepat 0,2 detik, jadi waktunya sangat dekat. Itulah mengapa saya sedikit khawatir tahun depan mobil akan sedikit lebih lambat.
Thierry Neuville, Martijn Wydaeghe,
Hyundai World Rally Team Hyundai i20 N Rally1
Hyundai World Rally Team Hyundai i20 N Rally1
"Saya sudah memberi tahu FIA. Saya rasa mereka tidak akan mempertimbangkan apa pun yang saya katakan yang cukup membuat frustrasi, tetapi setidaknya pesan itu telah disampaikan.
"Jelas, kami mengurangi 80 kg, yang akan menyenangkan di beberapa tikungan, tetapi kami kehilangan 130 tenaga kuda, yang di atas kerikil, saya tidak tahu bagaimana jadinya, tetapi di aspal tentu saja tenaga tambahan itu sangat membantu."
Prinsipal Hyundai Cyril Abiteboul mengakui bahwa ia tidak terlalu antusias kehilangan tenaga hibrida, namun ia memahami mengapa keputusan tersebut harus diambil untuk membantu menjaga tingkat kompetisi saat ini dengan alasan keuangan.
Namun, pereli asal Prancis ini juga merasa FIA harus mengkaji ulang langkah untuk mengurangi pembatas udara pada mobil untuk memastikan kelanjutan tontonan Rally1 saat ini.
"Saya tidak begitu antusias dengan prospek kehilangan mobil hibrida ini. Namun, seperti yang saya katakan dalam banyak kesempatan, kami juga harus pragmatis tentang situasi olahraga ini, dalam hal kapasitas pemasok, keandalan produk dan kontrol," ucap Abiteboul kepada Motorsport.com.
"Kami akan mendorong FIA untuk mengkaji ulang rencana mereka tentang tenaga. Kami ingin mempertahankan pembatas yang sama dan kami pikir itu adalah kerugian besar, jadi saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu kami pertimbangkan kembali dengan FIA.
"Saya memahami masalah keamanan. Tapi, saya pikir mobil bisa mengatasinya, jadi kami harus berhati-hati agar tidak kehilangan sesuatu yang sedang terjadi di olahraga ini saat ini, yaitu kekuatan langsung dari mobil-mobil ini. "Jadi saya akan mengundang FIA untuk mempertimbangkan kembali hal-hal tersebut, tetapi secara positif kami ingin bekerja sama dengan FIA untuk hal itu."
Cyril Abiteboul, Team principal Hyundai World Rally Team
Bagaimana pesaing Hyundai bereaksi terhadap hilangnya tenaga hibrida
Penghapusan tenaga hibrida tahun depan telah menimbulkan reaksi beragam dari para pereli WRC secara umum. Elfyn Evans (Toyota) merasa bahwa pengurangan bobot merupakan "kompromi yang baik" atas hilangnya tenaga hibrida, sementara rekan setimnya yang merupakan juara dunia delapan kali, Sebastien Ogier, yakin bahwa simulasi yang dilakukan Toyota menunjukkan bahwa hanya akan ada sedikit penurunan performa secara keseluruhan.
"Saya pikir kami memang (menginginkan tenaga), tapi saya pikir pengurangan bobot adalah kompromi yang layak. Jelas, saya belum pernah mengemudikan mobil ini, jadi sulit untuk benar-benar menilai, tapi saya masih berpikir bahwa ini bisa saja baik-baik saja," ucap Evans.
Ogier menambahkan, "Mengubah seperti ini di menit-menit terakhir, tanpa benar-benar bisa memiliki banyak ahli homologasi untuk mengubah mobil, tentu saja jauh dari ideal. "Saya pikir jika Hyundai melakukan itu (mendorong untuk mempertahankan pembatas udara saat ini), mereka jelas melihat mungkin ada keuntungan bagi mereka untuk melakukan itu.
"Saya pikir dari apa yang saya dengar dari simulasi kami, dengan pengurangan 80 kg, kami tidak akan kehilangan banyak performa, jadi saya pikir itu akan cukup dekat, tapi saya tidak tahu."
Sébastien Ogier, Toyota Gazoo Racing WRT
Adrien Fourmaux dari M-Sport-Ford yakin bahwa mobil Rally1 akan tetap menyenangkan untuk dikendarai tahun depan, namun ia mengakui bahwa ia lebih suka FIA melihat siklus homologasi yang ada saat ini dengan mobil bertenaga hibrida.
"Bagi saya, ini memalukan karena bagi saya adalah hal yang baik untuk menyelesaikannya hingga akhir era (saat ini)," ucapnya. "Ini seperti menghilangkan satu silinder. Itu sudah selesai, jadi sekarang kami harus menghadapinya. Yang pasti, kami akan mengendarai mobil dan bersenang-senang dan itu akan terasa lebih ringan."
Sumber : id.motorsport.com
viewed :: 151
Berita Terkait Lainnya :