08 Juli 2024
SHOWROOM MOTOR

Transformasi Harley-Davidson Heritage Softail Classic Dari Bangkok



Bagi mereka yang tak terlalu mahfum, Harley-Davidson Heritage Softail Classic punya gambaran oldskul. Motor berbodi bongsor, dominan krom, saddlebag, aksesori berbahan kulit, sepatbor dan windshield besar. Dengan bobot 317 kg, ia memang diciptakan untuk perjalanan jarak jauh (touring). Jelas tidak cocok dengan jalanan kota yang padat, seperti Jakart atau Bangkok, Thailand. Namun di tangan builder Aoo Design Custom, ia berubah total dari motor turing menjadi bobber harian. Sang pemilik bernama Tuey Chuenprapar, pertama memiliki Harley-Davidson Heritage keluaran 2008 merasa kurang sreg. Ia beranggapan motornya aneh dan tidak cocok untuk dipakai harian. Kalau dibandingkan dengan motor kebanyakan, si Softail ini terlihat kuno, bongsor, dan berat. Susah diajak jalan-jalan di perkotaan. “Yang ada di pikiran saya, motor ini sangat old looking,” kata dia seperti dilansir bikeexif. Menurutnya, Bangkok adalah salah satu kota dengan tingkat kemacetan paling parah di dunia. “Dengan modelnya yang besar dan berat tentunya sulit berkendara keliling kota,” tambah dia. Akhirnya Tuey berkeinginan untuk merombak motornya jadi lebih ramah dengan jalanan Bangkok. Tercetus ide mengubah FLSTC (sebutan untuk Heritage Softail Classic) menjadi lebih kecil dan ringan. Inspirasinya datang saat ia melihat foto-foto Harley-Davidson WRTT yang dirilis pada 1941 dan dirancang untuk balapan ‘Class C’. 


◐ Serba Kecil
Tuey mengawali menggambar sketsa yang ideal untuknya. Ia membuat semuanya serbaramping daripada ukuran asli. Tangki bensin dibuat jauh lebih kecil dari bawaan pabrik. Menurutnya itu sudah cukup untuk berkendara di sekitar kota. Sketsanya dibawa ke Aoo Design Custom, bengkel lokal yang sebelumnya pernah merakit motor-motor Triumph custom untuk Tuey. FLSTC miliknya digarap oleh dua builder penuh talenta bernama Karenaj dan Lik. Mereka pun mulai dengan melucuti seluruh part hingga hanya menyisakan mesin dan rangka. Semua indikator di bagian kokpit dicabut. Diganti dengan handlebar bergaya drag buatan pabrikan Jepang Neo Factory. Dipadukan dengan shock depan springer klasik berdesain 40an dan mampu menurunkan bagian depan motor sebanyak dua inci. Bagian belakangnya juga dibuat lebih rendah dengan menggunakan lowering kit dari Burly Brand.


◐ Velg dan Ban
Heritage Softail aslinya punya pelek depan dan belakang ukuran 16 inci. Untuk menunjang tampilan, maka roda depan diubah menjadi 19 inci kepunyaan HD Sportster. Penggunaan ban juga dibuat lebih besar 4.00 depan dan 5.00 belakang, supaya nuansa kustom bobber lebih terasa. Piringan rem dan kaliper juga tidak lupa diganti dari brand Performance Machine. Part foot control juga menggunakan Performance Machine. Pasalnya, dibuat lebih tinggi oleh builder sehingga posisi berbelok menjadi lebih baik. Bagian-bagian lain yang baru meliputi cover karburator baru, breather tube custom, dan valve cover aluminium dari Covingtons. Pipa knalpot yang simpel nan simetris dibuat sendiri dengan bahan stainless steel. Soal tempat duduk juga diracik ulang. Tuey memilih tipe memakai per agar lebih ringan. Tepat di belakangnya ada sepatbor kecil yang elegan model bobber. Agar tidak keluar dari konsep awal, lampu belakang dan sein dibuat minimalis. Kunci kontak terletak di antara kepala silinder karena tak ada tempat lagi di bagian kokpit. 


◐ 4 Bulan
Butuh waktu 4 bulan pengerjaan hingga jadi seperti saat ini. Yang terpenting sekarang Tuey punya Softail lebih ringan, kecil, dan menyenangkan untuk dipacu di kepadatan Bangkok. Sekarang ia hanya perlu menambahkan lampu depan agar legal dipakai di jalan raya. “Saya masih belum ketemu tipe (lampu) yang cocok. Tetapi Thailand saat ini ada curfew (jam malam), jadi tidak ada yang boleh keluar rumah pada jam-jam tertentu. Saya masih punya waktu untuk memilih,” kata Tuey. 

◐ Galeri Foto :

Sumber : zigwheels.co.id

viewed :: 1349
Pasang banner ? hubungi : widipriono@gmail.com

Berita Terkait Lainnya :