PT. CITRA LODOK LESTARI
   Pilih mana, Bagnaia Pergi atau Marquez Pensiun?   
06 Oktober 2025
SPORTS - MOBIL
FIA Hukum Hamilton Di F1 GP Singapura, Alonso Diuntungkan


Lewis Hamilton kehabisan rem di lap terakhir F1 GP Singapura 2025 dan harus melompati beberapa tikungan untuk finis, yang membuatnya terkena penalti. Setelah balapan yang sulit bagi Ferrari, di mana mereka berada di posisi tak bertuan, Lewis Hamilton berada dalam posisi untuk menantang Andrea Kimi Antonelli di posisi kelima. Tetapi ketika ia hampir mencapai jarak satu detik dengan Andrea Kimi Antonelli, mobil SF-25 milik pebalap asal Inggris tersebut mengalami rem blong saat balapan menyisakan dua putaran lagi.

Hal itu membuat Hamilton dengan cepat kehilangan posisi keenam dari rekan setimnya, Charles Leclerc, tetapi dengan keunggulan lebih dari 40 detik dari Fernando Alonso yang berada di urutan kedelapan, pebalap Ferrari itu mencoba untuk mencapai finis tanpa menggunakan rem. Namun, ia harus mengambil beberapa tikungan di sepanjang jalan untuk akhirnya finis di urutan ketujuh dengan keunggulan 0,416 detik dari Alonso.

Namun, segera setelah balapan selesai, pebalap Spanyol itu bicara ke radio Aston Martin dan menyerukan penalti untuk Hamilton karena mengemudikan mobil "tidak aman" seperti yang ditentukan oleh peraturan dan karena jelas-jelas dengan sengaja memotong beberapa tikungan.


Masalah ini segera dibawa ke meja para pengawas lomba dan, setelah mendengar kata-kata Hamilton dan perwakilan Ferrari, mereka mengambil keputusan untuk menghukum pebalap Inggris tersebut lima detik karena "meninggalkan lintasan tanpa alasan yang dapat dibenarkan, dalam beberapa kesempatan". Hal tersebut secara otomatis membuat Fernando Alonso naik ke posisi ketujuh, dan Hamilton akhirnya turun ke urutan kedelapan.

Berikut adalah penjelasan FIA mengenai hukuman yang diterima Hamilton untuk balapan di Singapura
"Para steward mendengar dari perwakilan tim dan pebalap, meninjau data posisi/sistem kontrol, video, komunikasi radio tim dan bukti video dari dalam mobil. Dalam sidang tersebut, pebalap mengonfirmasi bahwa ia keluar lintasan beberapa kali. 

Ia berupaya keras untuk mengatasi masalah pada sistem rem yang dialaminya selama balapan. Kendati sudah berusaha menanganinya di lintasan, kondisi tersebut tetap menimbulkan kesulitan yang nyata dan memengaruhi jalannya perlombaan. Situasi itu kemudian menjadi bahan pertimbangan saat dilakukan penyelidikan oleh pihak yang berwenang dalam menilai insiden ini.

Setelah dilakukan penyelidikan secara lebih mendalam, hasilnya menunjukkan bahwa masalah rem tersebut tidak bisa dijadikan alasan mutlak. Meskipun pebalap mengalami kendala teknis, aturan yang berlaku tidak memberikan pengecualian terhadap kondisi semacam ini. Oleh karena itu, tim steward harus mengambil keputusan sesuai dengan ketentuan resmi yang berlaku.

Keputusan tersebut diambil berdasarkan daftar pengecualian yang sudah tercantum jelas dalam Pedoman Peraturan Mengemudi. Dalam daftar itu, kondisi seperti kerusakan rem tidak termasuk sebagai alasan yang sah untuk membatalkan pelanggaran. Hal ini menunjukkan bahwa aturan dibuat untuk menegakkan keadilan, sekaligus menjaga konsistensi penerapan sanksi bagi semua pebalap.

Dengan mempertimbangkan seluruh bukti dan regulasi yang ada, steward akhirnya menjatuhkan hukuman standar yang berlaku untuk jenis pelanggaran tersebut. Hukuman ini dianggap sebagai langkah wajar dan proporsional, tanpa memberikan perlakuan khusus yang bisa menimbulkan ketidakadilan di antara peserta balapan lainnya. Keputusan ini pun segera diumumkan.

Menariknya, baik perwakilan tim maupun sang pebalap tidak menunjukkan keberatan terhadap keputusan yang telah ditetapkan. Mereka menerima hasil investigasi dan sanksi tersebut dengan lapang dada. Sikap ini mencerminkan profesionalisme, di mana aturan tetap dijunjung tinggi, meski situasi awalnya cukup merugikan pihak yang bersangkutan.

Sumber : id.motorsport.com
viewed :: 199
Pasang banner ? hubungi : widipriono@gmail.com

Berita Terkait Lainnya :
© Copyright 2013 motormobile.net