Solar di Papua Rp 25.000 Per Liter

Kunjungan salah satu staf ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ke Papua, seperti diberitakan Ditjen Migas, mendapati harga solar subsidi yang seharusnya Rp 5.500 per liter menjadi Rp 25.000 per liter atau kenaikan nyaris 400 persen.
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan bahwa hal ini bisa terjadi lantaran sistem distribusi yang kurang baik. "Ini berarti sistem distribusi belum berjalan seperti yang diamanatkan dalam undang-undang," ujarnya.
Hal ini pun lebih jauh menjadi fokus untuk menyoroti distribusi yang baik serta fasilitas dan personil yang baik di kawasan Indonesia Timur.
Pertamina, sebagai badan usaha yang mendistribusikan BBM bersubsidi terbesar, memiliki tugas yang berat. Dengan demikian, langkah mereka perlu didukung oleh badan usaha lainnya.
Sebagai catatan, Pertamina memiliki tugas mendistribusikan 47 juta kiloliter BBM bersubsidi ke seluruh Indonesia.(OF)
Berita Terkait Lainnya :