Martijn Wydaeghe, navigator Thierry Neuville, menjelaskan faktor yang membuat mereka berhasil meraih titel WRC 2024. Momen terburuk di Kroasia tak akan dilupakan. Hidup terkadang menghadirkan peluang tak terduga yang membawa seseorang dari sekadar sahabat karib, menjadi tolok ukur dalam kategori tertentu.

Untuk sampai di sana, butuh keberuntungan dan harus ada di tempat serta waktu yang tepat. Kisah Martijn Wydaeghe mengarah ke arah ini. Navigator Belgia, yang berasal dari Flemish, membalap beberapa tahun antara Belgia dan Kejuaraan Dunia, tetapi selalu dalam kategori pendukung WRC, yang utama. 

Kemudian, pada awal 2021, muncul panggilan tak terduga, yaitu dari Thierry Neuville, yang tidak memiliki navigator setelah gagal bersepakat dengan Nicolas Gilsoul di awal tahun. Neuville, atas saran dari kepala tim saat itu, Andrea Adamo, memilih Martijn untuk bergabung dengannya di musim baru. 

Pada awalnya, ini hanya akan menjadi periode untuk melihat apakah pemahaman yang kuat dapat berkembang, tetapi keraguan dihilangkan sejak awal. Neuville dan Wydaeghe langsung meraih podium (posisi ketiga) pada debutnya di Reli Monte arlo, meskipun ada masalah komunikasi di kokpit pada tahap pertama dan aksen Flemish yang khas dari Martijn, yang menyulitkan penduduk asli Sankt Vith itu untuk memahami notasi.

Sejak saat itu, delapan kemenangan, dua per musim, yang berpuncak pada gelar pebalap dan navigator pada 2024. Tujuan yang dicapai setelah satu musim selalu memimpin, yang dimulai dengan kemenangan besar di Rallye Monte-Carlo dan berlanjut dengan perjalanan yang kuat selama musim di gravel, yang berpuncak dengan kesuksesan di Acropolis.

Justru reli gravel yang menjadi kendala terbesar bagi kru Belgia, karena mereka harus membuka semua tahapan pada Jumat dan membersihkan tanah untuk siapa pun yang masuk lebih lambat dari mereka. Meskipun demikian, mereka berhasil membawa pulang gelar juara berkat interpretasi yang sempurna dari distribusi poin baru pada Minggu.

"Ketahanan mental kami telah menjadi kekuatan terbesar kami musim ini," kata Wydaeghe dalam wawancara pascamusim dengan Hyundai. "Dalam reli tanah, kami sangat kesulitan karena kami harus membersihkan lintasan untuk mereka yang datang setelah kami di sesi spesial, tetapi kami terus melaju, meskipun kami tidak pernah menyembunyikan kekecewaan terhadap situasi ini!

"Tapi, kami bekerja keras untuk mengoptimalkan semuanya dan menikmati hari Minggu yang menyenangkan. Kami adalah salah satu kru yang beradaptasi paling baik dengan sistem poin Super Sunday, yang sangat penting tahun ini.

Wydaeghe kemudian memilih dua poin tertinggi - terbaik dan terburuk - yang menandai musimnya dan musim pebalapnya, Thierry Neuville. Yang terburuk terjadi di Kroasia, di mana kesalahan pengaturan waktu membuat kru menabrak pohon dan kehilangan kesempatan untuk memenangi ajang tersebut, sehingga memperbesar jarak mereka dengan para pesaingnya.

Namun, yang terbaik adalah di Reli Monte-Carlo. Bagi Wydaeghe, ini adalah kemenangan pertama dalam kariernya di Principality, di ajang yang masih menjadi yang paling terkenal di WRC dan reli secara umum.

"Secara pribadi, momen tersulit bagi saya adalah di Kroasia. Sangat disayangkan hal itu terjadi, namun semua orang bisa melakukan kesalahan. Hal itu menunjukkan bahwa dalam olahraga ini setiap detail dan setiap milidetik dapat memberikan pengaruh besar," ucapnya.

"Sekali lagi, kami menunjukkan bahwa kami tidak pernah menyerah dan berhasil menyelesaikan reli dengan naik podium dan meraih poin bagus. Sulit bagi saya untuk mencernanya, tetapi mentalitas kami yang baik membantu kami pulih dan, pada akhirnya, ini adalah bagian dari cerita yang bagus.

"Momen terpenting tentu saja kemenangan di Monte Carlo. Itu adalah reli yang membuat anak-anak kecil bermimpi, bahkan jika Anda tidak tahu apa-apa tentang olahraga ini, Anda tahu Monte Carlo, jadi meraih kemenangan di sana adalah cara sempurna untuk memulai musim yang luar biasa ini - salah satu yang akan tercatat dalam sejarah, sungguh ajaib."

Sumber : id.motorsport.com