15 Juni 2024
HEADLINE MOBIL

Perlukah Suara Tambahan Untuk Kendaraan Listrik?



Sejak kehadiran kendaraan listrik baik itu mobil atau motor tak lagi terdengar suara khas dari mesinnya seperti pada mobil dan motor bermesin bahan bakar. Tak ada suara ini pada kendaraan lstrik menjadi perdebatan publik, di mana keberadaan suara pada kendaraan listrik dinilai masih berfungsi penting terutama dari sisi keamanan pejalan kaki.

Para produsen kendaraan listrik pun telah menyiasatinya dengan melengkapi setiap model terutama mobil dengan sistem bantuan pengemudi dengan fitur-fitur penting untuk mengatasi masalah tersebut termasuk pencahayaan lampu LED yang lebih terang. Lalu apakah itu cukup?

Melansir Carscoops, beberapa waktu yang lalu, Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat (NHTSA) pada tahun 2018 juga telah mewajibkan semua EV untuk mengeluarkan suara peringatan saat melaju di bawah 30 km/jam. 



Regulasi ini bertujuan meningkatkan keselamatan pejalan kaki, meski NHTSA juga memproyeksikan dengan aturan ini dapat merugikan industri otomotif sekitar 40 juta dolar per tahun untuk speaker eksternal tahan air, namun akan menghemat hingga 320 juta dolar AS dalam mengurangi cedera pejalan kaki..

Para produsen EV pun berlomba menghadirkan suara peringatan yang sesuai. Tantangannya adalah menciptakan suara sintetis yang terdengar natural dan disukai pengemudi. Selain itu, suara tersebut juga harus mengandung frekuensi tinggi sesuai regulasi Pemerintah.

Survei terbaru yang dilakukan oleh Listen, agensi branding suara, dan CloudArmy, perusahaan riset pasar, menunjukkan bahwa suara frekuensi tinggi justru dianggap mengganggu dan melelahkan pendengaran. Sebaliknya, responden lebih menyukai suara yang menyerupai angin, air, dan white noise dibanding suara bernuansa "sci-fi".


Studi yang melibatkan lebih dari 400 warga Amerika dewasa, setengah di antaranya pengguna EV, ini menunjukkan adanya kecenderungan preferensi terhadap suara mobil tradisional. Para peserta mengevaluasi 10 suara berbeda, terbagi menjadi kategori nada dan non-nada. 

Suara non-nada, yang terdengar lebih natural dan tidak bisa menyenandungkan nada, dinilai lebih disukai dan menyerupai suara mobil sungguhan. Sementara, Paul Amitai, Direktur Strategi Eksekutif di Listen, menjelaskan daya tarik suara alami ini lebih sesuai dengan kebisingan yang biasa didengar dari kendaraan berbahan bakar (ICE).

Sumber : voi.id

viewed :: 1101
Pasang banner ? hubungi : widipriono@gmail.com

Berita Terkait Lainnya :