Marquez Kembali Ke Argentina, Tempat Lahirnya Rivalitas Dengan Rossi
SPORTS - MOTOR
13 Maret 2025

Pada 19 April 2015, Valentino Rossi menabrak, mungkin secara tidak sengaja, motor Marc Marquez saat MotoGP Argentina. Pebalap Spanyol itu berakhir di tanah dan pebalap Italia itu merayakan kemenangan. Sejak hari itu, lahirlah sebuah perseteruan yang hingga sepuluh tahun kemudian masih belum bisa didamaikan.

Banyak orang menempatkan lahirnya permusuhan antara Marc Marquez dan Valentino Rossi pada 'Sepang Clash' 2015. Padahal, hubungan antara kedua pebalap ini telah memburuk selama beberapa waktu, Relasi harmonis antara keduanya berada di ujung tanduk pada justru pada GP Argentina 2015.

Marquez, yang start dari posisi terdepan pada tahun itu, memimpin pada 23 lap pertama balapan yang dijadwalkan berlangsung selama 25 putaran. Namun Valentino, yang memulai balapan dari posisi kedelapan, berhasil naik ke P2, yang diraihnya setelah 11 lap. Pebalap Italia terus berada di belakangnya hingga 13 lap berikutnya, dengan kecepatan lebih baik dari pebalap Spanyol itu. Kurang dari dua lap tersisa, The Doctor berhasil menyalipnya.


Marc berusaha mengejar Rossi itu untuk membalasnya, namun pemilik VR46 Academy mengangkat Yamaha-nya, menabrak roda depan Honda dengan ban belakangnya, membuat pebalap #93 itu terjatuh. Rossi memenangi balapan dan merayakannya dengan mengenakan jersey Maradona di podium, dengan sirkuit Termas de Rio Hondo di bawah kaki pebalap Italia, idola di negara-negara Amerika Selatan.

Podium: pemenang balapan Marc Marquez, Tim Repsol Honda, posisi kedua Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing, posisi ketiga Andrea Dovizioso, Tim Ducati

Tahun sebelumnya, pada 2014, lintasan Santiago del Estero menjadi tuan rumah Grand Prix untuk pertama kalinya dalam sejarah. Marquez menang telak di depan Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo, dengan Rossi berada di posisi keempat. Tampaknya sirkuit ini dibuat khusus untuk Marc, seperti halnya Austin, sehingga pebalap Spanyol ini tidak dapat mencerna dengan baik langkah Rossi dan akhirnya kalah di tahun berikutnya.

Hubungan cinta dan benci dengan Termas
Sejak saat itu, hubungan Marc dengan sirkuit Argentina adalah hubungan cinta dan benci. Dua kali pebalap Honda ini meraih kemenangan: pada 2016, 7'6 detik di depan Rossi dan lebih dari 28 detik di depan Pedrosa, yang melengkapi podium. Di edisi 2019, sekali lagi di depan Valentino (9,8 detik di belakangnya) dan Andrea Dovizioso menutup podium lebih dari 10 detik di belakangnya.

Namun, kemenangan besar Marc juga dibarengi dengan beberapa episode paling rumit dalam kariernya. Pada 2017, ia terjatuh di lap ketiga, akibat kesalahannya. Padahal saat itu, ia memimpin dengan keunggulan lebih dari 1,5 detik atas Maverick Viñales, yang akhirnya keluar jadi pemenang.


Dia juga terjatuh pada 2018, tetapi situasinya sangat berbeda. Saat start, motor Marc terhenti dan dia harus menyalakannya dengan mendorong gir, yang memaksanya untuk memindahkan Honda dari posisinya di grid, sebuah manuver terlarang. Namun, ia akhirnya diizinkan untuk memulai balapan dari sana, meskipun terlihat sangat tinggi hati dan sangat melanggar peraturan.

Tak lama kemudian, Marquez terjatuh di lap ketujuh, saat ia sedang memimpin balapan basah. Pebalap Spanyol itu pulih dan tetap mengikuti balapan, melewati garis finis di urutan ke-20 , dan mulai melakukan pemulihan secepat kilat meskipun dalam kondisi yang sulit.

Rossi, yang memulai balapan dari P11, melaju tanpa ada kekhawatiran di urutan kedelapan pada beberapa putaran awal, dan berhasil naik ke posisi keenam dengan sembilan lap tersisa. Sementara, Márquez berhasil naik ke posisi ke-10.

Setelah tiga lap, Marc sudah berada di urutan ketujuh, dan setelah dua lap di belakang pebalap Italia itu, dengan lima lap tersisa, dia menyalipnya, membawanya keluar dari garis, yang menyebabkan Valentino menghantam rumput basah dan jatuh ke tanah..

Permintaan maaf Marc tidak diterima Valentino
Hari itu Marquez dan Alberto Puig pergi ke garasi Rossi untuk meminta maaf, hanya untuk bertemu dengan Uccio Salucci yang menghalangi jalan mereka. "Jangan ke sini, jangan ke sini," kata manajer tim VR46 Racing yang kini menjadi manajer tim, mencegah Marc untuk meminta maaf, dan para penonton di Sirkuit Termas pun meneriakkan sumpah serapah kepada pebalap asal Spanyol itu.


Balapan tersebut dimenangkan oleh Cal Crutchlow, mengungguli Johann Zarco dan Alex Rins, dengan Marc berada di urutan kelima pada saat finis, tetapi terkena penalti 30 detik dan turun ke P18, tepat di depan Rossi, yang mengangkat motornya dan melintasi garis finis di urutan ke-19.

Setelah balapan, pebalap Italia itu mengadakan pertemuan dengan media yang antara lain berisi pernyataan, "Saya takut dengan Marquez" atau "Marquez telah menghancurkan olahraga kita". Sebuah konferensi pers yang sangat menegangkan yang secara definitif mengubur kemungkinan rekonsiliasi.

Setelah kemenangan pada 31 Maret 2019, Marquez tidak mengunjungi trek Termas lagi. Pertama karena pandemi (2020 dan 2021), lalu pada 2022 karena diplopia (penglihatan ganda) yang dideritanya setelah kecelakaan di Indonesia, Di 2023 karena cedera tangan yang disebabkan oleh kecelakaan di balapan sebelumnya di Portimao, juga menyeret sanksi atas kecelakaan yang membuat Jorge Martín dan Miguel Oliveira terkejut.

Jadi Jumat (14/3/2025), ketika Marc turun ke lintasan dengan motor Desmosedici GP25 dari tim Ducati Levono, dia akan melakukannya untuk pertama kalinya di Argentina, 2.175 hari setelah penampilan terakhirnya di sana. Bedanya kali ini tanpa Valentino Rossi di lintasan dan mengendarai motor Ducati yang sekali lagi menjadi favorit utama untuk meraih kemenangan di Termas.

Sumber : id.motorsport.com

viewed :: 163
Berita Lainnya :