31 Agustus 2017
SPORTS MOTOR

Marquez Dan Bencana Kegagalan Mesin Honda



Marc Marquez mungkin tak mengira balapannya di Silverstone akan berakhir pahit. Honda RC213V dihantam kegagalan mesin pada tujuh lap terakhir.

Juara dunia bertahan itu masuk kandidat kuat pemenang MotoGP Inggris. Bagaimana tidak. Performanya begitu luar biasa saat merebut pole position. Dan ia juga mencetak rekor pole. Namun yang terjadi kemudian justru di luar perkiraan.

Selepas start, Marquez pada posisi kedua, membuntuti Valentino Rossi. Sempat kehilangan posisi kedua dan ketiga, disalip Maverick Vinales dan Andrea Dovizioso, tapi ia mampu memperbaikinya pada Lap 9.

Di tengah-tengah perjuangan merengkuh podium, membayangi Dovizioso, mesin motor yang dikendarai Marquez mengeluarkan asap. Sang juara dunia bertahan dipaksa tak finis balapan pada tujuh lap terakhir.

“Sungguh sial hari ini (Minggu). Saya merasa sangat bagus di atas motor. Saat balapan, saya mencoba mengelola semua waktu. Saya menunggu sedikit hingga lap terakhir untuk menyerang,” keluh pebalap Spanyol itu.

“Ini pertama kalinya saya punya masalah (kegagalan mesin) bersama Honda. Sialnya itu terjadi saat balapan. Tapi itulah balapan.

“Saya tetap positif. Kami ada di sana bertarung untuk kemenangan, melawan Yamaha dan Ducati. Kami punya level yang sangat bagus, dan kami perlu menjaga cara, serta mentalitas yang sama, karena itu sudah benar.”

Ditanya apakah ada peringatan sebelum mesin motor meledak, Marquez pun menjawab: “Tidak. Mesin bekerja sempurna. Tapi mendadak ketika tiba di akhir trek lurus, mesin rusak. (Saya menduga) beberapa masalah mekanikal di dalam mesin.

“Sekarang kami perlu mencari tahu apa yang terjadi ke depannya, karena itu adalah mesin baru. Tapi saya percaya mereka akan cepat memahaminya dan kami akan memperbaiki (masalah kegagalan mesin) untuk masa depan.

Tiga kali juara dunia MotoGP itu lalu mengungkapkan, ketika mesinnya mulai berasap, ia hanya memikirkan tentang kejuaraan. Wajar saja, mengingat gagal finis di Silverstone membuat Marquez turun pada peringkat kedua. Andrea Dovizioso mengambil alih puncak klasemen.

“Saya segera menarik kopling, karena saya mulai merasa roda belakang terkunci. Saya tidak ingin terlempar (dari motor) pada kecepatan 300 km/jam! Saat itu, saya tidak memikirkan apa yang terjadi. (Mesin) motor mati dan saya memikirkan kejuaraan,” tuturnya.

“Keuntungan kecil yang kami miliki sebelum balapan... Anda pasti tidak suka kehilangan keuntungan dengan cara seperti itu. Tapi itulah balapan. Itu (kegagalan mesin) bisa terjadi. Yang paling penting, kami bertarung untuk kemenangan.”

Marquez terjatuh dua kali pada Free Practice 2, Jumat (26/8). Ditanya lebih lanjut, apakah memakai mesin yang sama ketika mengalami kecelakaan, pebalap Repsol Honda itu mengatakan: “Saya tidak tahu. Kecelakaan itu pada Jumat, dan saya memakai mesin ini sepanjang akhir pekan.

“Semua tim saya, banyak orang Jepang menganalisis semua mesin dan semuanya bekerja sempurna. Tenaga (mesin) ada di sana, tapi ada sesuatu yang terjadi.”

Lalu, apakah Marquez mulai mengkhawatirkan usia mesin untuk sisa musim ini, dan apakah Dovizioso dapat dianggap sebagai pebalap paling berbahaya dalam kejuaraan?

“Tentang mesin, saya tidak berpikir itu adalah masalah. Saya tidak berbicara kepada tim tentang hal ini, tapi saya tidak berpikir itu adalah masalah. Kami punya cukup mesin,” tandasnya.

“Tentang kejuaraan, Dovi salah satu favorit sebelum balapan. Dia juga salah satu rival utama dan sekarang dia memimpin (klasemen). Dia memenangi empat balapan. Dia pebalap dengan lebih banyak kemenangan.

“Jadi saya mencoba mengendalikan Dovi, dan juga Vinales, serta lima pebalap top lainnya, bahkan Dani (Pedrosa). Mereka semua dalam perebutan gelar juara.”

viewed :: 1563
Pasang banner ? hubungi : widipriono@gmail.com

Berita Terkait Lainnya :