03 Agustus 2025
HEADLINE MOTOR
Kesiapan Infrastruktur Dan Baterai Bisa Pacu Transisi Ke Motor Listrik

Pasar motor listrik di Indonesia terus meningkat, namun tak dibarengi dengan keterjangkauan infrastruktur yang mempermudah pengguna untuk melakukan pengecasan baterai maupun swap. Berdasarkan data dari Founder National Battery Research Institute, Prov. Dr. rer. nat. Evvy Kartini, di Indonesia kenyataanya ada 52 brand semua berbeda-beda baterai hingga ukurannya.
Menurutnya, ada hal yang harus cermati dengan matang, termasuk dengan adanya standarisasi baterai. Dengan begitu, pemilik bisa lebih leluasa melakukan pengecasan baterai maupun swap. "Perluasan jaringan swap dan stasiun pengisian baterai jadi lebih dijangkau. Kalau itu terjadi, saya yakin orang pasti berpindah," katanya, saat ditemui di kawasan Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan harapannya agar para manufaktur dapat berperan aktif dalam menyediakan stasiun pengisian daya yang bersifat lintas merek. Dengan sistem ini, pengguna motor listrik dari berbagai brand tetap bisa mengakses fasilitas pengisian daya tanpa hambatan teknis atau administratif yang rumit.
Ia menyarankan agar sistem tersebut menerapkan skema pembayaran administrasi tambahan bagi pengguna yang berasal dari merek lain. Hal ini dianggap sebagai solusi yang adil dan memungkinkan kolaborasi tanpa merugikan pihak manapun, baik dari sisi pengguna maupun produsen.
Contohnya, ia menyamakan mekanisme ini dengan sistem perbankan nasional, seperti saat pemilik Kartu Mandiri melakukan transaksi di mesin ATM BRI. Dalam skema tersebut, pengguna hanya dikenakan biaya tambahan sebesar Rp6.500 sebagai bentuk kompensasi antar jaringan.
Ia menekankan bahwa sistem semacam itu perlu dibuat sesederhana mungkin agar implementasinya tidak memerlukan investasi yang terlalu besar. Semakin praktis sistemnya, maka semakin cepat pula proses adaptasi yang dapat dilakukan oleh pelaku industri maupun konsumen.
Pendekatan ini dinilai akan memudahkan masyarakat dalam menggunakan motor listrik karena tak perlu terpaku pada satu merek atau jaringan tertentu. Ketersediaan fasilitas yang saling terintegrasi akan menciptakan pengalaman penggunaan yang lebih fleksibel dan efisien.
Selain itu, ia menambahkan bahwa standarisasi komponen seperti baterai juga menjadi kunci penting dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, terutama sepeda motor listrik atau molis yang tengah dikembangkan di Indonesia.
Dengan adanya standarisasi baterai, proses penggantian, pengisian, hingga perawatan akan menjadi jauh lebih mudah. Hal ini juga mendorong percepatan pembangunan infrastruktur serta menekan biaya produksi bagi seluruh pelaku industri.
Secara keseluruhan, gagasan tentang kolaborasi lintas merek serta perluasan jaringan pengisian daya dinilai sebagai langkah strategis. Langkah ini dianggap mampu mempercepat pertumbuhan pasar motor listrik dan memperkuat ekosistem kendaraan ramah lingkungan secara berkelanjutan.
Sumber : voi.id
Berita Terkait Lainnya :



