01 Oktober 2024
SPORTS MOTOR

Usir Hantu Kesalahan, Martin Belajar Tak Percaya Diri Berlebihan



Jorge Martin mengatakan bahwa kemenangan di MotoGP Indonesia merupakan pembalasan dendam setelah terjatuh saat memimpin di ajang 2023 dan Sprint Race tahun ini, juga untuk memperbesar jarak antara dia dengan Pecco.

Pemimpin klasemen sementara MotoGP, Jorge Martin, lega karena telah menidurkan "hantu" kesalahan di Mandalika, dalam balapan Minggu (29/9/2024). Awalnya, ia datang ke sesi itu dengan perasaan tertekan usai gagal meraih poin Sprint Race, Sabtu. Pebalap Pramac itu finis di urutan kesepuluh setelah terjatuh di lap pertama saat sedang memimpin.

Setelah terjatuh saat memimpin di Indonesia musim lalu, ia menebus kesalahannya dengan menguasai jalannya balapan sejak tikungan pertama dan tidak melakukan kesalahan hingga bendera finis.


Kemenangan ini merupakan kemenangan pertamanya dalam grand prix sejak MotoGP Prancis, Mei, perolehan 25 poin sangat berarti untuk mengembalikan keunggulan Martin atas Francesco Bagnaia di klasemen sementara.

Setelah Bagnaia berhasil mengurangi defisit menjadi 12 poin setelah kemenangannya di sprint, kemenangan Martin di hari Minggu memperbesar selisih tersebut menjadi 21 poin dengan lima putaran tersisa di musim ini. Mengaku dihantui kesalahan-kesalahan sebelumnya, Martin merasa senang bisa membalaskan dendamnya kali ini.

"Saya membalas dendam hari ini," candanya. "Saya berhenti dan mencium lantai, karena menurut saya lebih baik jika Anda terjatuh dan kemudian menang, daripada jika Anda memenangi kedua balapan! "Itu adalah balapan yang sulit, tidak hanya karena kecelakaan kemarin tetapi juga kecelakaan musim lalu.

Jorge Martin, Pramac Racing

"Dari sisi mental sangat rumit dan sekitar lap 13, saya mulai memiliki beberapa hantu (yang muncul) tentang tahun lalu, tetapi setelah melewati bagian balapan itu semuanya baik-baik saja.

"Di Tikungan 16 (di mana ia terjatuh pada Sprint Race), saya benar-benar berusaha untuk mengelolanya dengan baik dan tidak melakukan kesalahan yang sama seperti kemarin, jadi saya senang bisa belajar dari kesalahan saya."

Meskipun terus dipepet oleh Pedro Acosta, yang sempat mendekat hingga 0,6 detik dari posisi terdepan di satu etape, Martin mengatakan bahwa ia bertekad untuk tidak mengambil risiko demi menjaga jarak dengan pebalap GasGas Tech3 itu.

"Saya sangat percaya diri dengan jarak 1,4 detik dan kemudian dia mulai mengejar," lanjutnya. "Saya cukup tenang dan saya mencoba mempertahankan kecepatan yang sama, tetapi dia mulai mengejar saya hingga (mendekati) 0,6 detik.

"Pada titik tertentu, saya menemukan kecepatan lebih di bagian pertama lintasan, jadi saya mulai membangun sedikit jarak. Terkadang, saya mengambil risiko untuk memperbesar jarak, tetapi saya tetap memegang kendali."

Menatap ke depan untuk putaran berikutnya di Jepang, Martin mengatakan bahwa kesalahan dalam balapan sprint akan mengajarkannya untuk tidak terlalu percaya diri saat perebutan gelar mencapai titik kritis.

"Mari kita jaga momentum, setiap akhir pekan balapan selalu berbeda dan akhir pekan ini saya mungkin terlalu percaya diri," tambahnya. "Saya merasa sangat kuat dan semuanya berjalan dengan baik sehingga saya terlalu percaya diri, lalu saya melakukan kesalahan, jadi saya harus lebih waspada."

Sumber : id.motorsport.com

viewed :: 184
Pasang banner ? hubungi : widipriono@gmail.com

Berita Terkait Lainnya :