11 Juni 2024
HEADLINE MOBIL
E-Fuel, Solusi Bahan Bakar Masa Depan?

Industri otomotif terus berinovasi untuk beralih dari kendaraan pembakaran fosil ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Berbagai merek telah berpartisipasi dengan memperkenalkan produk-produk ramah lingkungan. Namun, ada beberapa yang tampaknya enggan untuk berkomitmen penuh, masih mempertahankan mesin konvensional meskipun telah dikombinasikan dengan motor listrik. Beberapa bahkan telah mengembangkan bahan bakar sintetis. Apa itu bahan bakar tersebut?
Dikenal sebagai e-fuel, bahan bakar ini dibuat dari kombinasi hidrogen dan karbon yang diperoleh dari limbah biomassa atau CO2 yang diambil dari atmosfer. E-fuel, singkatan dari electrofuel, cocok digunakan pada kendaraan yang beroperasi dengan bensin.
Proses pembuatan e-fuel melibatkan pemisahan hidrogen dan oksigen dari air melalui elektrolisis. Kemudian, CO2 yang diambil dari udara dikombinasikan dengan hidrogen melalui proses sintesis kimia.
Bahan bakar ini dianggap netral karbon karena menggunakan CO2 dalam jumlah yang setara dengan emisi yang dihasilkannya. Oleh karena itu, beberapa produsen seperti Porsche menganggapnya sebagai alternatif yang menjanjikan, sebanding dengan mobil listrik, karena menciptakan siklus yang efisien: emisi dari kendaraan diolah dan digunakan kembali oleh kendaraan itu sendiri.
Keunggulan bahan bakar ini termasuk proses pembuatannya yang memungkinkan penggunaan tanpa modifikasi kendaraan. Bahan bakar ini juga bisa digunakan untuk angkutan barang dan penyimpanannya tidak membutuhkan perlakuan khusus, cukup dengan fasilitas yang sudah ada.

e-fuel
Namun, e-fuel juga memiliki beberapa kekurangan. Biaya produksinya cukup mahal dan belum dapat diproduksi dalam jumlah besar. Meskipun diklaim lebih bersih selama proses produksi, e-fuel masih menghasilkan gas berbahaya bagi lingkungan yang serupa dengan bensin dan diesel. Selain itu, produksinya memerlukan energi besar untuk menghasilkan hidrogen yang diperlukan.
Untuk informasi, Porsche telah menjadi pelopor dalam pengembangan e-fuel. Mereka telah menginvestasikan £62 juta untuk membangun fasilitas produksi percontohan di Chile, dengan target produksi sekitar 130 ribu liter per tahun.
"Potensi e-fuel sangat besar. Saat ini ada lebih dari 1,3 miliar kendaraan bermesin bensin di seluruh dunia. Banyak dari mereka akan tetap beroperasi selama beberapa dekade mendatang, dan e-fuel menawarkan solusi hampir tanpa emisi karbon bagi pemilik kendaraan tersebut," kata Michael Steiner, eksekutif riset dan pengembangan Porsche.
Meski aktif berinvestasi dalam kendaraan listrik, CEO Volkswagen dan Porsche, Oliver Blume, menyatakan bahwa bahan bakar sintetis dapat memperpanjang masa pakai Porsche 911 bermesin bensin hingga akhir dekade ini.
Produsen mobil lain, khususnya yang produksinya terbatas, juga tertarik pada e-fuels untuk mempertahankan mesin bensin. CEO Ferrari, Benedetto Vigna, memiliki pandangan yang sama. Mazda juga menunjukkan minat, dengan Wakil Kepala R&D Mazda, Christian Schultze, mengungkapkan bahwa e-fuels merupakan tambahan penting bagi elektrifikasi karena implementasinya yang mudah dan potensi dampak signifikan terhadap dekarbonisasi.
Sumber : zigwheels.co.id
Berita Terkait Lainnya :