Bohlam, Watt Dan Tips Memilihnya

Sering kali, ketika pengendara tak puas dengan sorot cahaya yang dihasilkan head lamp, selalu menjahili angka atau nilai watt pada bolam (bola lampu). Untuk saat ini, dominan yang terjadi penggantian nilai watt yang lebih kecil dengan alasan, pijar dan sorot yang dihasilkan bolam lebih terang dari sorot bolam sebelumnya.
Seperti contoh kasus, spek bolam 32 watt yang diganti 25 watt atau 25 watt diganti 18 watt. "Tapi, ingat makin kecilnya nilai watt, maka nilai kalor yang diterima bolam serta dudukannya, kalornya makin tinggi," tunjuk Agus pebengkel AJM di Rungkut Kidul Industri 10, Surabaya.
Alhasil, kompensasi setiap penggantian nilai watt yang lebih kecil, harus disertai pemakaian komponen di sekitar bolamp yang original. Diantaranya, reflektor dan soket bolam. Sebab, kalau kedua part tadi kategori KW, dipastikan mudah leleh.
Apalagi hal itu dikaitkan dengan aturan rambu safety riding yang, harus menyalakan lampu setiap menjalankan motor. "Maka, penting juga untuk mempertimbangkan menurunkan nilai watt bolam, sehubungan dengan efek positip negatif yang dihasilkan bolam dengan watt yang lebih kecil," wanti Agus.
Alternatif lain dapat menaikkan nilai watt bolam. Mengingat makin naiknya angka watt bolam, kalor yang diterima dudukan bolam dan reflektor, juga makin kecil, sehingga komponen pendukung bolam lebih awet. Cuman, secara nilai pijar bolam juga kurang terang.
Alhasil, ketika jam perjalanan lebih cenderung dilakukan malam hari, tak ada masalah ketika menurunkan nilai watt. "Tapi, kalau jam perjalanan tak kenal waktu, lebih baik pakai pedoman menaikkan watt saja," saran Agus.
Berita Terkait Lainnya :