10 Agustus 2023
TIPS MOBIL
Beberapa Hal Penting Dalam Perawatan Transmisi Mobil Matik
Di kota besar yang lalu lintasnya padat dan sering macet lebih nyaman berkendara mobil dengan transmisi otomatis daripada manual. Namun ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk menjaga mobil matic tidak cepat rusak. Perangkat perseneling mobil matik membutuhkan perawatan yang lebih ekstra daripada mobil manual.
Mengemudi mobil transmisi matic hanya dengan menggerakkan tuas percepatan dalam posisi tertentu. Tuas tersebut mengikuti format P-R-N-D-3-2-L atau ada juga yang hanya dari kiri ke kanan, atau atas ke bawah. Mesin mobil matik hanya bisa dihidupkan dalam posisi tuas percepatan berada dalam posisi P dan N saja.
Beberapa orang menganggap bahwa mobil transmisi otomatis memiliki perawatan yang mahal dan jika terjadi kerusakan akan membutuhkan biaya lebih besar dan hanya sedikit bengkel yang bisa memperbaikinya.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan :
- Pindahkan posisi tuas ke N bila mobil sedang berada di traffic light untuk mencegah keausan mesin matik. Jangan menggunakan posisi D ketika menginjak pedal rem. Kemudian ketika memarkir mobil injaklah pedal rem dan tarik rem tangan serta pindahkan posisi tuas ke dalam posisi P agar roda terkunci dengan aman baru matikan mesin. Jangan menggunakan tuas dalam posisi P jika mobil belum sepenuhnya berhenti! Jangan tinggalkan mobil terparkir dalam kondisi tuas D! Jika tidak, maka plat kopling anda akan cepat rusak, masukkanlah tuas dalam posisi P, maka mobil akan terparkir dalam posisi yang aman.
- Transmisi otomatis memiliki jumlah kanvas kopling lebih banyak dibandingkan transmisi manual. Kanvas kopling tersebut bekerja dan bergesekan saat mobil berjalan, dan dari gesekan tersebut akan ada serbuk-serbuk halus. Semakin tua usia oli mobil maka kekentalan dan viskositas akan menurun sehingga gesekan antar kanvas kopling semakin keras dan semakin banyak serpihan yang dihasilkan. Oleh karena itu bagi pemilik mobil transmisi otomatis harus tepat waktu ketika melakukan ganti oli, karena bisa berakibat fatal.
- Tanda-tanda jika sudah terjadi kerusakan adalah ketika timbul gejala kopling selip, ditandai dengan tidak berimbangnya putaran mesin dengan laju mobil. Mesin sudah berada pada putaran tinggi tetapi laju kendaraan masih tersendat dan tidak berimbang. Maka bisa dicek dengan memasukkan perseling pada posisi D atau R kemudian lepas rem. Jika dalam kondisi normal, maka mobil akan langsung bergerak. Jika tidak, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena terjadi masalah pada mesin matiknya.
- Pengecekkan kondisi oli mobil biasanya dilakukan dengan melihat tongkat pengukur atau sering disebut dipstik yang berada di ruang mesin atas bak perseneling (gearbox). Untuk mobil tipe tertentu, dipstick tersebut bisa dicek melalui bagian lubang-lubang bawah gearbox. Oleh karena itu harus diangkat agar orang bisa masuk ke kolong mobil supaya bisa melakukan pengecekan kondisi dan volume oli mobil.
- Setiap mobil transmisi otomatis dianjurkan untuk mengganti oli transmisi setiap 5.000 km berbarengan dengan mengganti oli mesin. Selanjutnya untuk setiap 20.000 km oli harus dikuras dan diganti dengan yang baru diikuti penggantian filter oli transmisi. Tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan serpihan-serpihan yang tersisa dalam proses gesekan kanvas kopling.
- Untuk biaya ganti atau kuras oli mobil transmisi otomatis akan lebih mahal dibandingkan manual. Jika pada mobil manual akan dikenakan biaya biasanya Rp 90 ribu saja. Tetapi untuk mobil matik biayanya bisa mencapai Rp 150 ribu - Rp 200 ribu. Sebenarnya cukup murah dibandingkan resiko yang akan terjadi jika tidak dilakukan perawatan yang memadai. Misalnya saja jika sudah terlanjur terjadi kerusakan pada mobil matik anda bisa mengeluarkan biaya hingga Rp 3-5 juta untuk overhaul transmisi. Belum lagi jika ada pergantian onderdil bisa saja menelan biaya yang lebih besar. Contohnya saja pergantian gearbox untuk mobil Eropa seperti BMW, Peugeot dan Mercy bisa mencapai Rp 60 jutaan. ..... (w33)
viewed :: 13845
Berita Terkait Lainnya :